Jember – Sebuah peristiwa menggemparkan terjadi di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, saat seorang nelayan menemukan jasad pria tanpa busana di aliran sungai pada Kamis, 14 Agustus 2025. Penemuan tersebut langsung dilaporkan ke pihak kepolisian dan memicu penyelidikan intensif.
Korban diketahui bernama Abdul Rohim, warga Puger Wetan. Saat ditemukan, jasadnya dalam kondisi telungkup dan berada di antara tumpukan perahu nelayan. Kejanggalan pada kondisi tubuh korban membuat aparat menduga bahwa kematiannya tidak wajar.
Tim identifikasi dari Polres Jember yang diterjunkan ke lokasi menemukan sejumlah tanda kekerasan yang menguatkan dugaan bahwa Abdul Rohim menjadi korban tindak pidana pembunuhan. Dugaan tersebut semakin kuat setelah hasil autopsi menunjukkan adanya luka akibat benda tumpul.
Penyelidikan polisi mengarah pada dua nama yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka, yakni Suparmanto dan Muhammad Nur. Keduanya diduga terlibat langsung dalam aksi kekerasan yang merenggut nyawa Abdul Rohim.
Yang lebih mengejutkan, Muhammad Nur ternyata merupakan sepupu kandung korban. Fakta ini membuat kasus semakin menyayat hati, karena kekerasan justru dilakukan oleh orang yang masih memiliki hubungan darah dengan korban.
Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, menjelaskan bahwa Muhammad Nur justru menjadi salah satu orang yang pertama kali melapor ke polisi mengenai “hilangnya” Abdul Rohim. Ia datang bersama ibu korban dan Suparmanto, yang kini juga menjadi tersangka.
Namun, sikap pura-pura tidak tahu yang ditunjukkan Muhammad Nur justru memicu kecurigaan aparat. Dari sinilah benang merah mulai terurai, hingga akhirnya terbongkar keterlibatan keduanya dalam kematian Abdul Rohim.
“Kami melihat ada kejanggalan dalam laporan mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih dalam, ditemukan bukti yang mengarah pada keterlibatan langsung para pelapor,” ujar AKP Angga Riatma dalam konferensi pers, Kamis (21/8/2025)
Meski dua tersangka telah diamankan, polisi masih merahasiakan motif di balik pembunuhan tersebut. Dugaan sementara mengarah pada konflik pribadi, namun penyidik belum dapat memastikan karena pemeriksaan masih berlangsung.
“Kami belum bisa ungkap motif secara lengkap karena pendalaman masih terus dilakukan. Begitu semua keterangan terkumpul, akan kami sampaikan ke publik,” tambah AKP Angga.
Tragedi ini menjadi peringatan pahit bahwa kekerasan bisa muncul bahkan dari orang-orang terdekat. Kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan segera melapor jika mengetahui tanda-tanda mencurigakan di lingkungan sekitar. (Nang)